Pages

Senin, 11 Oktober 2010

resensi buku sang pemimpi



Judul Tetralogi Laskar Pelangi #2: Sang Pemimpi
No. ISBN 979-3062-92-4
Penulis: Andrea Hirata
Penerbit: Bentang Pustaka
Tanggal terbit: Juli - 2006
Jumlah Halaman : 292
Jenis Cover: Soft Cover
Dimensi(L x P): 130x205mm
Kategori: Petualangan
Harga :Rp40.000
Text:Bahasa Indonesia
Di resensi oleh : Putri Khoirunnisa



Buku yang sangat menginspirasikan, sesuai dengan judul “ Sang pemimpi”, yang menceritakan kisah para prajurit mimpi dari belitong. Semnjak membaca buku pertama tetralogi laskar pelangi, saya langsung jatuh cinta dengan jalinan kisah yang edukatif dan penuh pesan moral ini. Serasa kembali ke masa-masa menimba ilmu di kampung halaman gunungkidul tercinta. Saya langsung jatuh masa-masa merajut impian, menimba ilmu dan menggantung harapan dan cita-cita masa depan.

Tampak komikal pada awalnya, selayaknya kenakalan remaja biasa, tapi kemudian tanpa Anda sadari, kisah dan karakter-karakter dalam buku ini lambat laun menguasai Anda. Karena potret-potret kecil yang menawan akan menghentakkan Anda pada rasa humor yang halus namun memiliki efek filosofis yang meresonansi. Karena arti perjuangan hidup dalam kemiskinan yang membelit dan cita-cita yang gagah berani dalam kisah dua orang tokoh utama buku ini: Arai dan Ikal akan menuntun Anda dengan semacam keanggunan dan daya tarik agar Anda dapat melihat ke dalam diri sendiri dengan penuh pengharapan, agar Anda menolak semua keputusasaan dan ketakberdayaan Anda sendiri.
Ada satu kutipan kalimat Arai kepada Ikal yang sangat kuingat.”..mungkin setelah tamat SMA kita hanya akan mendulang timah atau menjadi kuli, tapi disini kal, disekolah ini, kita tak akan pernah mendahului nasib kita!”

Kutipan ini sungguh dahsyat, mampu menisbikan segala kekurangan, kelemahan, dan keraguan yang secara naluriah menghinggapi anak manusia yang meretas cita-cita.
Sangat inspiratif terutama bagi kalangan generasi muda, pelajar dan mahasiswa yang tengah di persimpangan jalan menggapai harapan dan masa depan. Dengan segala kekurangannnya, Ikal dan Arai mampu menjaga keteguhan dan senantiasa pantang menyerah dalam perjalanannya. perjalanan menuju sumur ilmu impian di universitas de paris Sorbonne.

Jalinan kisah yang dibangun secara apik oleh sang penulis serasa membius kita untuk mengenal tanah Belitong, kehidupan anak melayu pulau yang memaknai kesengsaraan dalam kehidupan dengan keteguhan bekerja dan merajut impian. Tak lupa sang penulis juga memberikan bumbu-bumbu asmara yang cukup menghibur dan terkadang menggelikan serta dibalut aura keteguhan dalam sosok jimbron yang lemah,lugu, unik namun setia kawan.

Tokoh sentral dalam cerita ini, si Ikal, menyajikan karakter yang manusiawi, yang berusaha untuk survive dan bangkit di tengah keterpurukannya, yang belajar dari segala sesuatu di sekelilingnya, dan yang tak segan memberikan pencerahan kepada sahabat-sahabatnya. Sungguh banyak pelajaran positif yang bisa kita ambil dari buku ini. Apabila saya masih berusia belasan tahun dan sedang di bangku sekolah, niscaya buku ini akan memberikan kekuatan ekstra yang membangkitkan potensi terdalam guna meraih kesuksesan.




Salut kepada sang penulis yang telah menghadirkan buku-buku yang penuh jalinan kisah bermanfaat, inspiratif dan membangkitkan ini. Terutama buku Sang Pemimpi yang mungkin telah menjadi ladang inspirasi bagi ribuan pelajar dalam meretas harapan dan cita-citanya. Saya sangat menyarankan bagi siapapun yang sedang haus akan inspirasi untuk sukses, motivasi untuk maju serta kekuatan untuk bangkit, agar membaca buku dengan lembaran yang tipis namun tebal akan inspirasi ini, Sang Pemimpi