1.
Pengertian
Manajemen Risiko Keuangan
Manajemen
risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman. Manajemen risiko keuangan
terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen
keuangan.
2.
Tujuan
Manajemen Risiko Keuangan
Tujuan utama manajemen resiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi
kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit,
komoditas dan equitas. Resiko volatilitas harga yang dihadapi ini dikenal
sebagai resiko pasar. Resiko pasar terdapat dalam berbagai bentuk. Meskipun
fokus terhadap volatilitas harga atau tingkat, akuntan manajemen perlu
mempertimbangkan resiko lainnya seperti :
·
Resiko
liquiditas timbul karena tidak semua produk manajemen resiko keuangan dapat
diperdagangkan secara bebas.
·
Diskontinuitas
pasar mengacu pada resiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga
secara bertahap.
·
Resiko
kredit merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen
resikotidak dapat memenuhi kewajibannya.
·
Resiko
regulasi adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas publik melarang
penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu.
·
Resiko
pajak merupakan resiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat
memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan.
·
Resiko
akuntansi adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat
dicatat sebagai bagian dari transaksi yang hendak dilindungi nilai.
Pertumbuhan
jasa manajemen resiko yang cepat menunjukan bahwa manajemen dapat meningkatkan
nilai perusahaan dengan mengendalikan resiko keuangan. Jika perusahaan menyamai
nilai kini arus kas masa depannya, manajemen potensi resiko yang aktif dapat
dibenarkan dalam beberapa alasan. Laba yang stabil mengurangi kemungkinan
resiko gagal bayar dan kebangkrutan atau resiko bahwa laba mungkin tidak dapat
menutupi layanan jasa utang kontraktual.
3.
Komponen Utama Risiko Mata Uang Asing
Untuk meminimalkan eksposur yang dihadapi atas volatilitas
kurs valuta asing, harga komoditas, tingkat suku bunga, dan harga sekuritas,
industri jasa keuangan banyak menawarkan produk lindung nilai keuangan, seperti
swap, suku bunga, dan juga opsi. Kebanyakan instrument keuangan tersebut
diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca oleh sejumlah perusahaan yang
melakukan pelaporan keuangan secara internasional. Akibatnya, risiko-risiko
yang terkait dengan penggunaan instrument ini sering kali tertutupi, dan sampai
sekarang pembuat standar akuntansi dunia melakukan pembahasan atas prinsip
pengukuran dan pelaporan yang tepat untuk produk-produk keuangan ini. Materi
pembahasan ini salah satunya adalah membahas pelaporan internal dan masalah
pengendalian yang terkait dengan masalah yang sangat penting
beberapa komponen utama dalam risiko mata uang
asing, yaitu:
- Accounting risk (risiko
akuntansi): Risiko bahwa perlakuan akuntansi yang lebih disukai atas suatu
transaksi tidak tersedia.
- Balance sheet hedge (lindung
nilai neraca): Mengurangi eksposur valuta asing yang dihadapi dengan
membedakan berbagai aktiva dan kewajiban luar negeri suatu perusahaan.
- Counterparty (pihak lawan):
Individu/lembaga yang terpengaruh dengan suatu transaksi.
- Credit risk (risiko kredit):
Risiko bahwa pihak lawan mengalami gagal bayar atas kewajibannya.
- Derivatif: Perjanjian
kontraktual yang menimbulkan hak atau kewajiban khusus dengan nilai yang
berasal dari instrument atau komoditas keuangan lainnya.
- Economic exposure (eksposur
ekonomi): Pengaruh perubahan kurs valuta asing terhadap biaya dan
pendapatan perusahaan di masa depan.
- Exposure management (manajemen
eksposur): Penyusunan strukturdalam perusahaan untuk meminimalkan pengaruh
buruk perubahan kursterhadap laba.
- Foreign currency commitment
(komitmen mata uang asing): Komitmen penjualan/pembelian perusahaan yang
berdenominasi dalam mata uang asing.
- Inflation differential
(perbedaan inflasi): Perbedaan dalam laju inflasi antar dua negara atau
lebih.
- Liquidity risk (risiko
likuiditas): Ketidakmampuan untuk melakukan perdagangan suatu instrument
keuangan dengan tepat waktu.
- Market discontinuities
(diskontinuitas pasar): Perubahan nilai pasar secara mendadak dan
signifikan.
- Market risk (risiko pasar):
Risiko kerugian akibat perubahan tak terduga dalam harga valuta asing,
kredit komoditas, dan ekuitas.
- Net exposed asset position (risiko
potensial posisi aktiva bersih): Kelebihan posisi aktiva terhadap posisi
kewajiban (juga disebut sebagai posisi positif).
- Net exposed liability position
(risiko potensial posisi kewajiban bersih): Kelebihan posisi kewajiban
terhadap posisi aktiva (juga disebut sebagai posisi negatif).
- Net investment (investasi
bersih): Suatu posisi aktiva atau kewajiban bersih yang terjadi pada suatu
perusahaan.
- National amount (jumlah
nasional): Jumlah pokok yang dinyatakan dalam kontrak untuk menentukan
penyelesaian.
- Operational hedge (lindung
nilai operasional): Perlindungan risiko valutaasing yang memfokuskan pada
variabel yang mempengaruhi pendapatandan beban suatu perusahaan dalam mata
uang asing.
- Option (opsi): Hak (bukan
kewajiban) untuk membeli atau menjual suatu kontrak keuangan sebesar harga
yang ditentukan sebelum atau pada saat tanggal tertentu di masa datang.
- Regulatory risk (risiko
regulator) : Risiko bahwa suatu undang-undang public akan membatasi maksud
penggunaan suatu produk keuangan.
- Risk mapping (pemetaan risiko)
: Mengamati hubungan temporal berbagai risiko pasar dengan berbagai
variabel laporan keuangan yang mempengaruhi nilai perusahaan dan
menganalisis kemungkinan terjadinya.
- Structural hedges (lindung
nilai struktural): Pemilihan atau relokasi operasi untuk mengurangi
keseluruhan eksposur valuta asing suatu perusahaan.
- Tax risk (risiko pajak): Risiko
bahwa tidak adanya perlakuan pajak yang diinginkan.
- Translation exposure (eksposur
translasi): Mengukur pengaruh dalam mata uang induk perusahaan atas
perubahan valuta asing terhadap aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban
dalam mata uang asing.
- Transaction potential risk
(risiko potensial transaksi): Keuntungan atau kerugian valuta asing yang
timbul dari penyelesaian atau konversitransaksi dalam mata uang asing.
- Value at risk (nilai atas
risiko): Risiko kerugian atas portofolio perdagangan suatu perusahaan yang
disebabkan oleh perubahan dalam kondisi pasar.
- Value driver (pemicu nilai):
Akun-akun neraca dan laporan laba rugi yangmempengaruhi nilai perusahaan.
4.
Tugas Dalam Mengelola Mata uang Asing
Manajemen risiko dapat meningkatkan
nilai perusahaan dengan mengidentifikasi, mengendalikan/mengelola risiko
keuangan yang dihadapi secara aktif. Jika nilai perusahaan menyamai nilai kini
arus kas masa depannya, manajemen potensi risiko yang aktif dapat dibenarkan
dengan beberapa alasan berikut:
·
Manajemen
eksposur membantu dalam menstabilkan ekspektasi arus kas perusahaan. Aliran
arus kas yang lebih stabil dapat meminimalkan kejutan laba, sehingga
meningkatkan nilai kini ekspektasi arus kas. Laba yang stabil juga mengurangi
kemungkinan risiko gagal bayar dan kebangkrutan, atau risiko bahwa laba mungkin
tidak dapat menutupi pembayaran jasa utang kontraktual.
·
Manajemen
eksposur yang aktif memungkinkan perusahaan untuk berkonsentrasi pada risiko
bisnisnya yang utama. Contohnya pada perusahaan manufaktur, ia dapat melakukan
lindung nilai risiko suku bunga dan mata uang, sehingga dapat berkonsentrasi
pada produksi dan pemasaran.
·
Para
pemberi pinjaman, karyawan, dan pelanggan juga memperoleh manfaat dari manajemen
eksposur. Pemberi pinjaman umumnya memiliki toleransi risiko yang lebih rendah
dibandingkan dengan pemegang saham, sehingga membatasi eksposur perusahaan
untuk menyeimbangkan kepentingan pemegang saham dan pemegang obligasi. Produk
derivative juga memungkinkan dana pensiun yang dikelola pemberi kerja
memperoleh imbalan yang lebih tinggi dengan memberi kesempatan untuk
berinvestasi dalam instrument tertentu tanpa harus membeli atau menjual
instrument terkait secara nyata. Karena kerugian yang ditimbulkan oleh risiko
harga dan suku bunga tertentu dialihkan kepada pelanggan dalam bentuk harga
yang lebih tinggi, manajemen eksposur membatasi risiko yang dihadapi oleh
konsumen.
5.
Pendefinisian
dan Perhitungan Risiko Translasi
Perusahaan dengan operasi luar
negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memungkinkan
para pembaca laporan keuangan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas
operasi perusahaan baik domestic dan luar negeri. Laporan keuangan anak
perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang asing disajikan ulang
dengan mata uang induk perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan
dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut translasi. Translasi tidak
sama dengan konversi. Konversi adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata
uang yang lain secara fisik. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter,
seperti hanya sebuah neraca yang dinyatakan dalam IDR disajikan ulang dalam
nilai ekuivalen DollarAS.
Potensi risiko translasi ini
mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang
domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh
perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan ke dalam
nilai ekuivalen mata uang domestik untuk tujuan pengawasan manajemen atau
pelaporan keuangan eksternal, pengaruh translasi itu menimbulkan dampak
langsung terhadap laba yang diinginkan.
Risiko translasi dapat dihitung
dengan 2 cara, yaitu:
·
Dikatakan
potensi risiko positif apabila aktiva terpapar lebih besar daripada kewajiban
(yaitu pos-pos dalam mata uang asing yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini.
Devaluasi mata uang asing relatif terhadap mata uang pelaporan (nilai mata uang
asing menurun) menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing (nilai
mata uang asing meningkat) menghasilkan keuntungan translasi.
·
Potensi
risiko negatif apabila kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar. Dalam kasus
ini, devaluasi mata uang asing menyebabkan timbulnya keuntungan translasi.
Revalusi mata uang asing menyebabkan kerugian translasi.
Selain potensi risiko translasi
pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas ini juga
berpusat pada potensi risiko transaksi. Potensi risiko transaksi berkaitan
dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing yang timbul dari
penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata uang asing. Keuntungan dan
kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas. Laporan potensi
risiko transaksi berisi pos-pos yang umumnya tidak muncul dalam laporan
keuangan konvensional, tetapi menimbulkan keuntungan dan kerugian transaksi
seperti kontrak forward mata uang asing, komitmen pembelian dan penjualan masa
depan dan sewa guna usaha jangka panjang.
6.
Potensi
Risiko Transaksi
Potensi terhadap risiko valas timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah
nilai aktiva bersih, laba, dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi
tradisional terhadap potensi risiko valas ini berpusat pada dua jenis potensi
risiko: translasi dan transaksi.
Potensi risiko translasi mengukur
pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domestik atas
aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan.
Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan ke dalam nilai
ekuivalen mata uang domestik untuk tujuan pengawasan manajemen atau pelaporan
keuangan eksternal, pengaruh translasi itu menimbulkan dampak langsung terhadap
laba yang diinginkan. Kelebihan antara aktiva terpapar resiko dengan kewajiban
terpapar (yaitu pos-pos dalam mata uang asing yang ditranslasikan berdasarkan
kurs kini) menyebabkan timbulnya posisi aktiva terpapar bersih. Posisi ini
sering disebut potensi risiko positif. Devaluasi mata uang asing relatif
terhadap mata uang pelaporan menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata
uang asing menghasilkan keuntungan translasi. Sebaliknya, jika perusahaan memiliki
posisi kewajiban terpapar bersih atau potensi risiko negatif apabila kewajiban
terpapar melebihi aktiva terpapar. Dalam kasus ini, devaluasi mata uang asing
menyebabkan timbulnya keuntungan translasi. Revalusi mata uang asing
menyebabkan kerugian translasi.
7.
Perbedaan
Risiko Akuntansi dengan Risiko Ekonomi
Akuntansi manajemen memainkan peran
yang penting dalam proses risiko manajemen. Mereka membantu dalam
mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi keseimbangan yang terkait
dengan strategi respons risiko alternative, mengukur potensi yang dihadapi
perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan
mengevaluasi program lindung nilai.
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk
mengidentifikasi berbagai jenis risiko market berpotensi dapat disebut sebagai
pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan atas hubungan berbagai
risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan pesaingnya. Pemicu
nilai mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama
yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs
valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas dan ekuitas. Mata
uang Negara sumber pembelian mengalami penurunan nilai relative terhadap mata
uang Negara domnestik, maka perubahan ini dapat menyebabkan pesaing domestic
mampu menjual dengan harga yang lebih rendah, ini disebut sebagai risiko
kompetitif mata uang yang dihadapi. Akuntan manajemen harus memasukkan suatu fungsi
demikian probabilitas yang terkait dengan serangkaian hasil keluaran
masing-masing pemicu nilai. Peran lain yang dimainkan oleh para akuntan dalam
proses manajemen resiko meliputi proses kuantifikasi penyeimbangan yang
berkaitan dengan alternative strategi respon risiko. Risiko kurs valuta asing
adalah salah satu bentuk risiko yang paling umum dan akan dihadapi oleh
perusahaan multinasional. Di dalam dunia kurs mengambang, manajemen risiko
mencakup:
·
Antisipasi
pergerakan kurs,
·
Pengukuran
risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan,
·
Perancangan
strategi perlindungan yang memadai, dan
·
Pembuatan
pengendalian manajemen risiko internal.
8.
Strategi
Perlindungan Nilai Tukar dan Perlakuan Akuntansi yang Diperlukan
Strategi Perlindungan Sekali potensi
risiko kurs yang dihadapi dapat diidentifikasikan, langkah berikutnya adalah
merancang strategi lindung nilai untuk meminimalkan atau menghilangkan potensi
risiko tersebut.
Strategi
ini mencakup :
·
Lindung
Nilai Neraca
Dapat mengurangi potensi risiko yang
dihadapi perusahaan dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi moneter
aktiva dan kewajiban perusahaan yang terpapar. Metode lindung nilai potensi
risiko perusahaan positif lainnya dalam sebuah anak perusahaan yang berlokasi
di negara yang rentan terhdap devaluasi meliputi :
a)
Mempertahankan
saldo kas dalam mata uang lokal sebesar tingkat minimum yang diperlukan untuk
mendukung operasi yang berjalan.
b)
Mengembalikan
laba yang di atas jumlah yang diperlukan untuk ekspansi modal kepada induk
perusahaan.
c)
Mempercepat
(memastikan-leading) penerimaan dan piutang dagang yang beredar dalam mata uang
lokal.
d)
Menunda
(memperlambat-lagging) pembayaran utang dalam mata uang lokal.
e)
Mempercepat
pembayaran utang dalam mata uang asing.
f)
Menginvestasikan
kelebihan utang tunai ke dalam persediaan dan aktiva lainnya dalam mata uang
lokal yang tidak terlalu terpengaruh oleh kerugian devaluasi.
g)
Berinvestasi
dalam aktiva di luar negeri dengan mata uang yang kuat.
·
Lindung
Nilai Operasional Bentuk perlindungan risiko ini berfokus pada variabel
variabel yang mempengaruhi pendapat dan beban dalam mata uang asing.
Pengendalian biaya yang lebih ketat memungkinkan margin keselamatan yang lebih
besar terhadap potensi kerugian mata uang.
·
Lindung
Nilai Struktural Lindung nilai ini mencakup relokasi tempat manufaktur untuk
mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan atau mengubah negara yang
menjadi sumber bahan mentah atau komponen manufaktur.
·
Lindung
Nilai Kontraktual, Berbagai instrumen lindung nilai kontraktual telah
dikembangkan untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para
manajer dalam mengelola potensi risiko valuta asing yang dihadapi.
9.
Masalah
Akuntansi dan Pengendalian Terkait dengan Manajemen Risiko Nilai Tukar Mata
Uang Asing
Perusahaan-perusahaan
secara berkesinambungan menciptakan dan menerapkan strategi-strategi baru untuk
memperbaiki arus kas mereka dalam rangka meningkatkan kekayaan pemegang saham.
Sejumlah strategi mengharuskan dilakukannya ekspansi dalam pasar local.
Strategi-strategi lain mengharuskan penetrasi ke dalam pasar asing. Pasar luar
negeri bisa sangat berbeda dari pasar lokal. Pasar luar negeri menciptakan
kesempatan timbulnya peningkatan arus kas perusahaan.
Banyaknya
hambatan masuk ke dalam pasar luar negeri yang telah dicabut atau berkurang,
mendorong perusahaan-perusahaan untuk memperluas perdagangan internasional.
Konsekuensinya, banyak perusahaan nasional berubah menjadi perusahaan
multinasional (multinasional corporation) yang didefinisikan sebagai
perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam suatu bentuk bisnis internasional.
Tujuan MNC
sendiri secara umum adalah memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Penentuan
tujuan sangat penting bagi sebuah MNC, karena semua keputusan yang akan
dilakukan harus memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan tersebut. Setiap
usulan kebijakan korporasi tidak hanya perlu mempertimbangkan laba potensial,
tetapi juga risiko-risikonya. Sebuah MNC harus membuat keputusan-keputusan
berlandaskan tujuan yang sama dengan tujuan perusahaan domestik murni. Tetapi
di sisi lain, perusahaan MNC memiliki kesempatan yang jauh lebih luas, yang
membuat keputusannya menjadi lebih kompleks.
Ada beberapa kendala yang dialami oleh perusahaan MNC seperti, kendala
lingkungan, kendala regulatori, dan kendala etika. Kendala lingkungan dapat
dilihat dari perbedaan karakteristik tiap negara. Kendala regulatori berupa
perbedaan peraturan setiap negara yang ada seperti, pajak, aturan-aturan
konversi valuta, serta peraturan-peraturan lain yang dapat mempengaruhi arus
kas anak perusahaan. Kendala etika sendiri digambarkan sebagai suatu praktek
bisnis yang berbeda-beda di tiap Negara.
MNC, dalam melakukan bisnis
internasionalnya, secara umum dapat menggunakan metode-metode berikut:
- Perdagangan
internasional
- Licensing
- Franchising
- Usaha
patungan
- Akuisisi
perusahaan
- Pembentukan
anak perusahaan baru di luar negeri
Metode-metode bisnis internasional
meminta investasi langsung dalam operasi-operasinya di luar negeri atau lebih
dikenal dengan sebutan Direct Foreign Invesment (DFI). Perdagangan
internasional dan pemberian lisensi biasanya tidak dianggap sebagai DFI karena
keduanya tidak melibatkan investasi langsung dalam operasi di luar negeri.
Franchising dan usaha patungan cenderung meminta investasi langsung, tetapi
dalam jumlah relatif kecil. Akuisisi dan pendirian anak perusahaan baru
merupakan elemen DFI yang paling besar.
Berbagai peluang serta keuntungan sebuah MNC tidak lepas dari risiko yang akan
muncul. Walaupun bisnis internasional dapat mengurangi exposure sebuah MNC
terhadap kondisi-kondisi ekonomi negara asalnya, bisnis internasional biasanya
juga meningkatkan exposure MNC terhadap pergerakan nilai tukar, kondisi ekonomi
luar negeri, dan risiko politik. Sebagian besar bisnis internasional meminta
pertukaran satu valuta dengan valuta yang lain untuk melakukan pembayaran.
Karena nilai tukar terus berfluktuasi, jumlah kas yang dibutuhkan untuk
melakukan pembayaran juga tidak pasti. Konsekuensinya, jumlah unit valuta
negara asal yang dibutuhkan untuk membayar bisa berubah walaupun pemasoknya
tidak mengubah harga. Selain itu, ketika perusahaan multinasional memasuki
pasar asing untuk menjual produk, permintaan atas produk tersebut tergantung
pada kondisi-kondisi ekonomi dalam pasar tersebut. Jadi, arus kas perusahaan
multinasional dipengaruhi oleh kondisi-kondisi ekonomi luar negeri.
Manajemen dapat menggunakan pengendalian terhadap nilai tukar mata uang asing
dengan lindung nilai. Namun, setiap strategi manajemen risiko keuangan harus
mengevaluasi efektivitas program lindung nilai tersebut. Umpan balik dari
sistem evaluasi yang berjalan akan membantu untuk menyusun pengalaman kelembagaan
dalam praktek menajamen risiko. Penilaian kinerja program manajemen risiko juga
memberikan informasi mengenai kapan strategi yang ada sudah tidak lagi tepat
untuk digunakan. Jadi intinya, pengendalian keuangan yang efektif adalah dengan
sistem evaluasi kinerja.
Sistem evaluasi kinerja terbukti
bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini mencakup, tetapi tidak terbatas
pada, bagian treasuri perusahaan, pembelian dan anak perusahaan luar negeri.
Kontrol terhadap bagian treasuri perusahaan mencakup pengukuran kinerja seluruh
prodram manajemen risiko nilai tukar, mengidentifikasikan lindung nilai yang
digunakan, dan pelaporan hasil lindung nilai. Sistem evaluasi tersebut juga
mencakup dokumentasi atas bagaimana dan sejauh apa bagian trasuri perusahaan membantu
unit usaha lainnya dalam organisasi itu.
Dalam banyak organisasi, manajemen
risiko valuta asing tersentralisasi pada kantor pusat perusahaan. Hal ini
memungkinkan para manajer anak perusahaan untuk berkonsentrasi pada usaha
intinya. Namun demikian, ketika membandingkan hasil actual dan hasil yang
diperkirakan, sistem evaluasi harus memiliki acuan yang digunakan
untukmembandingkan keberhasilan perlindungan risiko perusahaan.
soal dan jawaban BAB 10
- Apa penyebab timbulnya potensi terhadap
risiko valas ?
Jawab :
Perubahan
kurs valas juga mengubah nilai aktiva bersih, laba, dan arus kas suatu
perusahaan.
- Tax risk
(risiko pajak) ?
Jawab : Risiko bahwa tidak adanya perlakuan pajak
yang diinginkan.
- Tujuan
utama manajemen resiko keuangan ?
Jawab
: untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga
dalam harga mata uang, kredit,
komoditas dan equitas.
Sumber
: