Penerapan
International Financial Accounting Standard (IFRS) di Indonesia saat ini masih
belum banyak dilakukan oleh kalangan ekomoni di Indonesia. Padahal penerapan
IFRS dalam sistem akuntasi perusahaan akan menjadi salah satu tolak ukur yang
menunjukkan kesiapan bangsa Indonesia bersaing di era perdagangan bebas.
IFRS
saat ini menjadi topik hangat di kalangan ekonomi, khususnya di kalangan
akuntan. IAI telah menetapkan tahun 2012 Indonesia sudah mengadopsi penuh IFRS,
khusus untuk perbankan diharapkan tahun 2010. Tapi rupanya sampai sekarang
masih kalang kabut, padahal Indonesia sudah mengacu pada IFRS ini sejak 1994.
Di
indoensia sebenarnya sebagian perusahaan yang sudah mengacu pada IFRS,
pengapdosian IFRS mestinya diikuti pula dengan pengapdosian standar pengauditan
internasional. Standar pelaporan keuangan perusahaan tidak akan mendapatkan
pengakuan tinggi, bila standar yang digunakan untuk pengauditan masih standar
lokal.
Sebenarnya
apa yang menyebabkan konvergensi standard pelaporan akuntansi ke IFRS?
Indonesia
telah memiliki sendiri standar akuntansi yang berlaku di Indonesia. Prinsip
atau standar akuntansi yang secara umum dipakai di Indonesia tersebut lebih
dikenal dengan nama Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). PSAK disusun
dan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Ikatan Akuntan Indonesia adalah
organisasi profesi akuntan yang ada di Indonesia.
Dari
revisi tahun 1994 IAI juga telah memutuskan untuk melakukan harmonisasi standar
PSAK kepada International Financial Reporting Standard (IFRS). Selanjutnya
harmonisasi tersebut diubah menjadi adopsi dan terakhir adopsi tersebut
ditujukan dalam bentuk konvergensi terhadap International Financial Reporting
Standard. Program konvergensi terhadap IFRS tersebut dilakukan oleh IAI dengan
melakukan adopsi penuh terhadap standar internasional (IFRS dan IAS).
Salah
satu bentuk revisi standar IAI yang berbentuk adopsi standar international
menuju konvergensi dengan IFRS tersebut dilakukan dengan revisi terakhir yang
dilakukan pada tahun 2007. Revisi pada tahun 2007 tersebut merupakan bagian
dari rencana jangka panjang IAI yaitu menuju konvergensi dengan IFRS sepenuhnya
pada tahun 2012.
Skema
menuju konvergensi penuh dengan IFRS pada tahun 2012 dapat dijabarkan sebagai
berikut:
- Pada akhir 2010 diharapkan seluruh IFRS sudah diadopsi dalam PSAK;
- Tahun 2011 merupakan tahun penyiapan seluruh infrastruktur pendukung untuk implementasi PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS;
- Tahun 2012 merupakan tahun implementasi dimana PSAK yang berbasis IFRS wajib diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik.
Revisi
tahun 2007 yang merupakan bagian dari rencana jangka panjang IAI tersebut
menghasilkan revisi 5 PSAK yang merupakan revisi yang ditujukan untuk
konvergensi PSAK dan IFRS serta reformat beberapa PSAK lain dan penerbitan PSAK
baru. PSAK baru yang diterbitkan oleh IAI tersebut merupakan PSAK yang mengatur
mengenai transaksi keuangan dan pencatatannya secara syariah. PSAK yang
direvisi dan ditujukan dalam rangka tujuan konvergensi PSAK terhadap IFRS
adalah:
- PSAK 16 tentang Properti Investasi
- PSAK 16 tentang Aset Tetap
- PSAK 30 tentang Sewa
- PSAK 50 tentang Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan
- PSAK 55 tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
PSAK-PSAK
hasil revisi tahun 2007 tersebut dikumpulkan dalam buku yang disebut dengan
Standar Akuntansi Keuangan per 1 September 2007 dan mulai berlaku sejak tanggal
1 Januari 2008.
Dampak
Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) Terhadap Bisnis
Ketua
Dewan Pengurus Nasional IAI, Ahmadi Hadibroto menyatakan: “Langkah startegis
menuju keseragaman “bahasa” dalam Akuntansi dan pelaporan keuangan di sektor
privat ini merupakan agenda utama profesi
Akuntansi
secara global. Terciptanya harmonisasi standar Akuntansi global juga menjadi
salah satu tujuan dan komitmen kelompok G-20 dalam meningkatkan kerjasama
perekonomian dunia”
Dengan
adanya standar global tersebut memungkinkan keterbandingan dan pertukaran
informasi secara universal. Konvergensi IFRS dapat meningkatkan daya informasi
dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. Adopsi
standar internasional juga sangat penting dalam rangka stabilitas perekonomian.
Manfaat
dari program konvergensi IFRS diharapkan akan mengurangi hambatan-hambatan
investasi, meningkatkan transparansi perusahaan, mengurangi biaya yang terkait
dengan penyusunan laporan keuangan, dan mengurangi cost of capital. Sementara
tujuan akhirnya laporan keuangan yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) hanya akan memerlukan sedikit rekonsiliasi untuk menghasilkan
laporan keuangan berdasarkan IFRS.
Banyaknya
standar yang harus dilaksanakan dalam program konvergensi ini menjadi tantangan
yang cukup berat bagi publik untuk sedari dini mengantisipai implementasi
program konvergensi IFRS.
Akuntan
Publik harus segera mengupdate pengetahuannya dan menyesuaikan pendekatan audit
yang berbasis IFRS. Akuntan Manajemen/Perusahaan dapat mengantisipasi dengan
segera membentuk tim sukses konvergensi IFRS yang bertugas mengupdate
pengetahuan Akuntan Manajeman, melakukan gap analysis dan menyusun road map
konvergensi.
Akuntan
Akademisi/Universitas diharapkan mengupdate pengetahuan para Akademisi,
merevisi kurikulum dan silabus serta melakukan berbagai penelitian yang
terkait. Regulator perlu melakukan penyesuaian regulasi yang terkait dengan
pelaporan keuangan dan perpajakan serta melakukan upaya pembinaan dan supervisi
terhadap profesi yang terkait dengan pelaporan keuangan seperti penilai dan
aktuaris.
Standar
Pelaporan Keuangan Internasional
Upaya untuk memperkuat arsitektur
keuangan global dan Mencari Solusi Jangka Panjang terhadap kurangnya
transparansi Informasi keuangan, Membuat Standar Akuntansi Internasional
Boards - IASB melakukan percepatan Harmonisasi standar Akuntansi
Internasional khususnya International Financial Reporting Standards -
IFRS Yang Dibuat Oleh IASB dan Dewan Standar Akuntansi Keuangan (Badan
Pembuat Standar Akuntansi di amerika Serikat).
Composition
Komposisi IFRS adalah memastikan bahwa Laporan
keuangan dan Laporan keuangan interim anak pajak tangguhan untuk periode-periode
Yang dimaksud KESAWAN Laporan keuangan Tahunan, mengandung berkualitas
Informasi Yang Tinggi:
- Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan. Transparan BAGI para pengguna dan dapat dibandingkan periode Sepanjang Yang reklasifikasi /.
- Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS. Menyediakan Titik akhir Yang memadai untuk akuntansi IFRS berdasarkan Yang PADA.
- Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna. Dapat dihasilkan Artikel Baru Yang biaya regular tidak melebihi Manfaat untuk para pengguna.
RUANG
LINGKUP STANDAR: Ruang LINGKUP STANDAR:
Standar
ini berlaku apabila sebuah perusahaan menerapkan IFRS untuk pertamakalinya
melalui suatu pernyataan eksplisit tanpa syarat tentang kesesuaian dengan IFRS.
Standar Suami Berlaku apabila sebuah anak pajak tangguhan Checklists
Memverifikasi Daftar nama IFRS untuk pertamakalinya Canada suatu pernyataan
eksplisit Tanpa syarat Tentang IFRS Artikel Baru kesesuaian. Tujuannya adalah
untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan yang pertamakalinya
berdasarkan IFRS (termasuk laporan keuangan interim untuk periode pelaporan
tertentu ) menyediakan titik awal yang memadai dan transparan kepada para pengguna
dan dapat dibandingkan sepanjang seluruh periode disajikan. Tujuannya adalah
untuk memastikan bahwa Laporan keuangan anak pajak tangguhan Yang
pertamakalinya berdasarkan IFRS (termasuk Laporan keuangan untuk periode
tertentu pelaporan interim) menyediakan Titik akhir Yang memadai dan transparan
kepada para pengguna dan dapat dibandingkan periode Sepanjang reklasifikasi /
seluruh.
KONSEP
POKOK: Konsep Pokok:
- Tanggal pelaporan ( reporting date) adalah tanggal neraca untuk laporam keuangan pertama yang secara eksplisit menyatakan bahwa laporan tersebut sesuai dengan IFRS (sebagai contoh 31 Desember 2006). Tanggal pelaporan (tanggal laporan) adalah laporam Tanggal Neraca keuangan untuk Pertama Yang Secara eksplisit menyatakan bahwa Laporan tersebut sesuai Artikel Baru IFRS (sebagai contoh 31 Desember 2006).
- Tanggal transisi ( transition date) adalah tanggal neraca awal untuk laporan keuangan komparatif tahun sebelumnya (sebagai contoh 1 Januari 2005, jika tanggal pelaporan adalah 31 Desember 2006). Tanggal transisi (tanggal transisi) adalah akhir Tanggal Neraca untuk Laporan keuangan komparatif years sebelumnya (sebagai contoh 1 Januari 2005, jika adalah pelaporan Tanggal 31 Desember 2006).
Pengecualian
untuk penerapan retrospektif IFRS terkait dengan hal-hal berikut: Variabel
argumen penanganan untuk PENERAPAN retrospektif IFRS Berlangganan hal-hal
berikut Artikel Baru:
- Penggabungan usaha sebelum tanggal transisi. Penggabungan transisi at Tanggal usaha.
- Nilai wajar jumlah penilaian kembali yang dapat dianggap sebagai nilai terpilih. Nilai Wajar Dilaporkan penilaian Aset Yang dapat dianggap sebagai Nilai terpilih.
- Employee benefits. Imbalan kerja.
- Perbedaan kumulatif atas translasi (penjabaran) mata uang asing, muhibah ( goodwill ), dan penyesuaian nilai wajar. Penyusutan kumulatif tetap Permanent translasi (penjabaran) mata uang Mata, muhibah (goodwill), dan penyesuaian Nilai Wajar.
- Instrumen keuangan, termasuk akuntansi lindung nilai ( hedging). Instrumen keuangan, termasuk akuntansi lindung Nilai (hedging).
INTERNATIONAL
FINANCIAL REPORTING STANDARD
( IFRS )
Perubahan Lingkungan Pelaporan Keuangan
Teknologi
informasi yang berkembang pesat telah mengubah lingkungan pelaporan keuangan
secara dramatis, mengurangi batas jarak fisik dan mampu membuat informasi
menjadi tersedia diseluruh dunia hanya dengan sekali pencet tombol dalam
(Enter) dari komputer. Kemajuan ini membawa jutaan investor (jika tidak
milyaran) ke lantai pasar modal di seluruh penjuru dunia. Antusiasnya para
investor tidak terhalangi oleh batasan negara, misalnya: investor dari Amerika
bisa dengan mudah berinvestasi di Eropa atau di Singapore atau bahkan di
Indonesia dan Vice Versa. Ke-efektif-an pasar dunia ini tergantung pada
ke-tepat waktu-an dari informasi keuangan yang transparan, dapat dibandingkan
dan relevan. Bukan hanya investor dan analyst yang membutuhkan informasi
seperti ini, melainkan juga dibutuhkan oleh stake holder lainnya (pekerja,
suppliers, customers, institusi penyedia kredit, bahkan pemerintah). Mereka (stake
holders) di jaman globalisasi ini bukan hanya sekedar ingin mengetahui
informasi keuangan dari satu perusahaan saja, melainkan dari banyak perusahaan
(jika bisa mungkin dari semua perusahaan) dari seluruh belahan dunia, untuk
tujuan benchmarking, membandingkan antar industri vertical maupun horizontal.
Benchmarking adalah sangat krusial jika mau kompetitif dalam global bisnis di
masa sekarang ini. Jika tidak, maka akan tergilas.
Pertanyaannya adalah bagaimana kebutuhan ini bisa terpenuhi
jika perusahaan – perusahaan masih memakai tata cara, bentuk dan prinsip
pelaporan keuangan yang berbeda – beda ?
Beberapa standar Akuntansi :
·
Standar Akuntansi USA
Amerika memakai FASB dan US GAAP (Generally Accepted
Accounting Principles)
·
Standar Akuntansi Inggris dan Eropa
Uni Eropa memakai IAS dan IASB
·
Standar Akuntansi Indonesia
Indonesia memakai PSAK – nya IAI
·
Standar Akuntansi lainnya
Standar
Akuntansi USA :
·
Tidak ada kodefikasi
·
CAP
·
APB statement
·
FASB
Standar Akuntansi Indonesia :
·
Standar “sound business practices”
gaya Belanda
·
PAI & USA
·
PSA
·
PSAK prinsip Amerika
·
PSAK prinsip IASC – IFRS
IFRS
adalah tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya. Teknik
untuk menyusun laporan keuangan dibutuhkan standard.
Di Amerika, terdapat standar yang terbagi dalam tiga era :
1.
Standar ditentukan / disusun oleh
manajemen
Standar ditentukan / disusun oleh manajemen karena yang
membutuhkan adalah pihak manajemen.
2.
Standar ditentukan / disusun oleh
profesi
Standar ditentukan / disusun oleh profesi karena profesi
yang bertugas untuk menyusun dan mengaudit laporan keuangan.
3.
Financial Accounting Standard World
(FASW)
FASW lahir setelah orang menilai pihak kreditur terlalu
dominant dalam menyusun standar akuntansi keuangan.
Standar
Akuntansi yang menjadi dua kekuatan besar dunia :
1.
Amerika = FASB dan US GAAP
2.
Internasional = Eropa = dibentuk
IASC yang kemudian berubah IFRS
Berdirinya IASC :
o
1973
Badan Profesi Australia, Canada, France, Jerman, Jepang,
Meksiko, Belanda, U.K dan USAK yang membentuk IASC.
o
1975
§
IAS # 1 Disc of Acc Policy keluar
§
IAS # 2 Valuation and Presentation
of Inventory in the Context of HC Issued.
Apa
yang menimbulkan munculnya IFRS ?
Pada
hakekatnya standar Akuntansi focus perhatiaannya hanya kepada Pasar Modal.
Kecanggihan teknologi informasi yang berkembang pesat yang telah mengubah
lingkungan pelaporan keuangan, mengurangi batasan jarak fisik dan mampu membuat
informasi menjadi tersedia di seluruh dunia. Jutaan atau bahkan milyaran
investor dapat dengan mudah masuk ke lantai Pasar Modal di seluruh penjuru
dunia. Para investor tidak terhalangi oleh batasan negara. Para investor dapat
dengan mudah ber-investasi di satu negara lain atau bahkan ber-investasi di
beberapa negara sekaligus. Misalnya, investor dari negara Jerman bisa dengan
mudah ber-investasi di negara Amerika, Perancis, Indonesia dan negara – negara
lain.
Standar
Akuntansi dibutuhkan oleh Pasar Modal dan lembaga yang memiliki Agency Problem.
Agency Problem adalah masalah jarak antara principle dan agent, oleh karena itu
dibutuhkan jembatan antara pemilik dan buruh atau pekerja yang disebut Agency
Relation yaitu informasi. Informasi disini yaitu berupa laporan tentang asset,
resources dan lainnya yang berhubungan tentang keadaan perusahaan, yang dibuat
oleh agent dan diserahkan kepada principles (pemilik). Biaya yang dikleuarkan
untuk menjaga hubungan baik antara principles dan agent disebut Agency Cost.
IFRS
di Indonesia
o
Di Indonesia selama dalam penjajahan
Belanda, tidak ada standar Akuntansi yang dipakai. Indonesia memakai standar
(Sound Business Practices) gaya Belanda.
o
Sampai Thn. 1955 = Indonesia belum
mempunyai undang – undang resmi / peraturan tentang standar keuangan.
o
Thn. 1974 = Indonesia mengikuti
standar Akuntansi Amerika yang dibuat oleh IAI yang disebut dengan prinsip
Akuntansi.
o
Thn. 1984 = Prinsip Akuntansi di
Indonesia ditetapkan menjadi standar Akuntansi.
o
Akhir Thn. 1984 = Standar Akuntansi
di Indonesia mengikuti standar yang bersumber dari IASC.
o
Sejak Thn. 1994 = IAI sudah
committed mengikuti IASC / IFRS.
o
Thn. 2008 = diharapkan perbedaan
PSAK dengan IFRS akan dapat diselesaikan.
o
Thn. 2012 = Ikut IFRS sepenuhnya?
Upaya
untuk memperkuat Arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang
terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan, membuat International
Accounting Standard Boards (IASB) melakukan percepatan harmonisasi standar
Akuntansi internasional khususnya International Financial Reporting Standard
(IFRS) yang dibuat oleh IASB dan Financial Accounting Standard Boards (badan
pembuat standar Akuntansi di Amerika Serikat).
Perkembangan
Convergensi ke IFRS di Uni Eropa :
·
1982 = IFAC mengendors IASC sebagai
Global Accounting Standard.
·
1989 = Federasi Akuntansi Eropa
mengendors IASC.
·
1994 = IASC Advisory Council
Approved selaku oversight and finance.
·
1995 = IASC & IOSCO
menandatangani perjanjian agar negara – negara Uni Eropa harus mengikuti IASs.
·
1996 = US SEC endors IASC to initiate
the dev of global accounting standards.
·
1997 = IASC Forms SIC Standing
Interpretation Committee, Forms SWP (Strategy Working Party).
·
1998 = IFAC / IASC memperluas
kenggotaan menjadi 140 bodies di 101 negara.
·
1999 = G7 Finance Ministers and IMF
Support IASs Strengthen International Financial Structure.
·
2000 = IASB new chairman Sir David
Tweedie appointed.
·
2001 = IASB dilahirkan sebagai
pengganti IASC. Isinya untuk melakukan convergensi ke global Accounting
standards dengan kualitas :
1.
Single Set and High Quality.
2.
Transparant dan komparabel Laporan
Keuangan.
3.
Berguna bagi pemain Pasar Modal
dunia.
§
2001 = IASC Foundation Formed, IASB
a Standard Setting body IASs and SIC are adopted by IASB.
§
2002
§
SIC diganti IFRIC (International
Financial Reporting Interpretation Committee).
§
Europe requires IFRSs listed
companies 2005.
§
IASB dan FASB agree on convergence.
§
2003 = IFRSs # 1 dan IFRIC # 1
dikeluarkan.
§
2004 = IFRSs # 2 – 6 dikeluarkan.
§
2005 = IASB Board member menjadi
IFRIC chairman.
Perkembangan Convergensi standar Akuntansi International
khususnya IFRS yang dibuat oleh IASB dan FASB.
·
October 2002 = FASB dan IASB sepakat
untuk melakukan langkah untuk melakukan convergensi standar Akuntansi US GAAP
dan IFRSs. Ditandatangani MoU yang disebut “the Norwalk Agreement” yang berisi
:
1.
Kedua standar menjadi compatible.
2.
Melakukan koordinasi untuk terus
memlihara compatibility.
Anggota
IASB :
- Sir David Tweedie, Chairman
- Gilbert Gelard
- Thomas E. Jones, Vice Chairman
- James J. Leisenring
- Mary R. Barth - Warren Mc. Gregor
- Hans - Georg Bruns - Patricia
O’Malley
- Anthony T. Cope - Jhon T. Smith
- Jan Engstrom - Geoffrey
Whittington
- Robert P. Garnett - Tatsumi Yamada
Proses
Convergency
1.
Melakukan pertemuan antara Dewan.
2.
Menyesuaikan agenda termasuk untuk
mempercepat konvergensi.
3.
Join staffing untuk melakukan proyek
bersama.
4.
Dalam jangka pendek melakukan revisi
untuk mengeliminasi inkonsistensi antara kedua standard.
5.
Proyek mengidentifikasi perbedaan
mendasar antara kedua standar.
6.
Koordinasi antara FASb emerging
Issue task force dan IASB’s IFRS interpretation committee.
IFRS STRUCTURE
Keuntungan (kelebihan) jika mengadopsi IFRS
Membuat
perubahan ke IFRS, artinya anda sedang mengadopsi bahasa pelaporan keuangan
global, yang akan membuat perusahaan (business) anda bisa dimengerti oleh
global market (pasar dunia). Thus, jika kinerja perusahaan anda memang memiliki
nilai jual yang pantas, maka potensi trade yang dihasilkan logikanya akan lebih
bagus dibandingkan ketika perusahaan anda belum mengadopsi IFRS dalam pembuatan
laporan keluarganya. The big – 5 accounting firm mostly mengatakan bahwa banyak
dari perusahaan – perusahaan yang telah mengadopsi IFRS mengalami kemajuan yang
significant dalam rangka memenuhi maksud mereka memasuki Pasar Modal dunia
(global).
Beralih
ke IFRS bukanlah sekedar pekerjaan mengganti angka – angka di laporan keuangan,
tetapi mungkin akan mengubah pola piker dan cara semua element di dalam perusahaan.
Tantangan
dari Corporate ke Campus
Bagi
perusahaan pada umumnya, yang menjadi bahan pertimbangan apakah akan beralih ke
IFRS atau tidak adalah “Apakah implementasi IFRS akan menghasilkan incremental
benefit atau tidak?”. Tetapi bagi perusahaan – perusahaan yang sudah go
international, atau yang memiliki partner dari Uni Eropa, Australia dan Russia
dan beberapa Middle East countries, tentu sudah tidak punya pilihan lain selain
“mau tidak mau harus mulai berusaha menerapkan IFRS” dalam pelaporan keuangannya
jika masih mau berpartner dengan mereka.
Perubahan
tata cara pelaporan keuangan GAAP (atau PSAK atau lainnya) ke IFRS berdampak
sangat luas. IFRS akan menjadi “kompetensi wajib-baru” bagi para pekerja
accounting.
Namun
sampai saat ini IFRS belum manjadi one global accounting stanrdar, walaupun
standar IFRS telah digunakan oleh lebih 100 negara, termasuk Jepang, China,
Kanada dan 27 negara Uni Eropa. Sekitar 85 dari negara – negara tersebut
mewajibkan laporan keuangan mengunakan IFRS untuk semua perusahaan domestic,
perusahaan tercatat.
http://makalahkomplit.blogspot.com/2013/02/international-financial-reporting.html
http://www.scribd.com/doc/83892350/makalah-IFRS
http://alindamartha.blogspot.com/2011/02/konvergensi-standar-laporan-ke-standar.html