PELITA III ( 1979 -1984)
Pada tahun 1966 – 1969 merupakan awal permulaan orde baru dimulai sekaligus awal permulaan rehabilitasi untuk perekonomian diindonesia. Pemerintah indonesia pun mulai melakukan rencana-rencana pembangunan yang kita kenal dengan Repelita (RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN)
Sesuai dengan namanya Repelita terbagi 5 tahap :
Ø Repelita 1 (1969 – 1974)
Ø Repelita II (1974 – 1979)
Ø Repelita III (1979 – 1984)
Ø Repelita IV (1984 – 1989)
Ø Repelita V (1989 – 1994)
Kali ini saya akan membahas tentang Repelita III (1979 1984)
Pada Repelita III pemerintah memprioritaskan untuk rencana pembangunan perekonomian kearah produksi yang memenuhi kebutuhan rakyat banyak, disamping itu menyarankan untuk membangun industri dasar sebagai basis industrialisasi. Industri dasar tidak harus berarti industri baja, namun juga bisa berupa industri yang mengolah hasil tambang yang kita milki, atau industri pupuk, industri petro kimia, semen, mungkin juga industri kayu. Jadi industri- industri yang strategis bisa berkembang cukup pesat, dengan produktivitas tinggi, yang bisa mendorong kegiatan-kegiatan ekonomi ikutan dalam hubungan mata rantai kemuka dan kebelakang (forward and backward linkages).
Ditahun 1982 bahwa telah terjadi penyimpangan strategi dan kebijakan industri di indonesia, karena tidak sesuai dengan tujuan yang tercantum dalam pembangunan limatahun, yaitu untuk 1. Menggunakan banyak tenaga kerja relatif dibandingkan dengan tenaga mesin ; 2. Mampu menghemat atau menghasilkan devisa yang erat kaitannya dengan tingkat ‘daya saing’ produk-produk industri indonesia, baik dipasar dalam negeri maupun internasional; 3. Menggunakan bahan baku lokal. Data-data yang dikemukakan menunjukan cir-ciri industri di indonesia yaitu padat modal dan kecil sumbangannya terhadap penciptaan lapangan kerja, rendahnya tingkat efisiensi dan besarnya tingkat ketergantungan serta memperkuat dikotomi struktur ekonomi antara jawa dan luar jawa.